Minggu, 05 Desember 2010

. MENYESUAIKAN DIRI DENGAN PERUBAHAN PSIKOLOGI DAN SOSIAL PADA USIA LANJUT

Metti Masnizar
Mahasiswi Akademi Keperawatan Pemkab Aceh Selatan
Tahun Akademi 2008

Faktor-faktor yang mempengar
uhi perilaku manusia
1. Genetika
2. Sikap - adalah suatu ukuran tingkat
kesukaan seseorang terhadap perilaku
tertentu.
3. Norma sosial - adalah pengaruh
tekanan sosial.
4. Kontrol perilaku pribadi -
adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku



PENDAHULUAN

Keberhasilan Pembangunan khususnyadi bidang kesehatan menumbulkan jumlah penduduk yang meninggal dalam usia muda menurun drastis dan harapan hidup rata-rata semakin panjang.Ini berarti bahwa dalam kangka panjang jumlah golongan penduduk dalam usia lanjut semakin besar.Data di biro statistik menunjukkan bahwa sensus penduduk th 1995 terdapat 12,7 juta orang yang berusia 60 tahun keatas.Hal ini dapat menimbulkan masalah baru apabila tidak kita perhatikan sejak dini.Karena pada kenyataannya sering kita jumpai orang yang merasa takut dalam menghadapi usia lanjut.Mereka takut dengan adanya perubahan fisik,badannya tidak menarik seperti pada saat masih muda,rambutnya mulai banyak uban ,kulitnya mulai banyak keriput.timbulnya menopause,takut menghadapi pensiun,merasa tidak ada peranan penting lagi,merasa tidak dapat berkarier lagi,merasa tersaingi dengan yang mida dan sebagainya.

Ketakutan dalam menghadapi usia lanjut ini dapat menimbulkan mereka mempunyai harga diri yang rendah,sulit tidur,tidak nafsu makan,tidak bergairah dalam bekerja,dan bahkan dapat menimbulkan seseorang mengalami gangguan jiwa.Sebetulnya keadaan ini tidak perlu terjadi apabila ada persiapan dalam menghadapi usia lanjut dan mereka berani dalam menghadapi tantangan atau bahaya pada usia ini ,dengan demikian maka kesempatan manis bagi pertumbuhan dan pengembangan diri tidak hilang,mereka mempunyai kesempatan yang besar untuk pematangan diri,untuk mencapai tingkat perkembangan diri sebagai manusia secara penuh,serta dapat menikmati usia lanjut dengan bah.

PERUBAHAN PSIKOLOGI DAN SOSIAL PADA USIA LANJUT

Menjadi tua tidak berarti mundur secara psikologis. Daya ingat memang berkurang, sebab orang lebih memperhatikan hal-hal penting, sedangkan yang kurang penting tidak diingat. Di luar negeri pernah diadakan percobaan mendirikan universitas yang menerima mahasiswa yang sudah berusia lanjut. Ternyata banyak orang yang berusia lanjut yang berhasil. Semangat belajar mereka lebih besar daripada orang-orang muda. Hal ini disebabkan mereka mempunyai pengalaman hidup yang lebih banyak dibandingkan dengan yang muda.

Beberapa masalah sosial dan psikologi yang dihadapi pada usia lanjut antaralain:
1. Pensiun

2. Fungsi Mental
:
a. Tipe Konstruktif:.
b. Tipe independan
c. Tipe Independen (mandiri)
d. Tipe Bermusuhan:
e. Tipe Benci diri: .
3. Kehilangan pasangan.
4. Fungsi Seksual
.
5. Menemukan Kebahagia
6. Kematangan Iman

7. Menemukan Makna hidup.
Membina Perkawinan Lansia, perubahan perilaku, persepsi keluarga.

Latar belakang: proses menua merupakan hal yang pasti dialami oleh setiap individu. Memasuki masa lansia, lansia akan mengalami penurunan baik kondisi fisik psikologis maupun sosial. Penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial ini berpengaruh pula pada perubahan perilaku lansia, misalnya; adanya ketergantungan oleh karena kelemahan fisik, lebih egois, cerewet serta ingin selalu diperhatikan. Perubahan perilaku lansia ini cenderung membuat orang lain marah-marah dan jengkel terhadap lansia. Persepsi keluarga terhadap perubahan perilaku lansia adalah respon atau tanggapan keluarga terhadap perubahan perilaku lansia. Persepsi dibagi menjadi 2 yaitu persepsi positif dan negatif. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode diskriftif, pengambilan sampel dilakukan secara non random dengan teknik quota sampling. Responden yang diambil berjumlah 30 keluarga dari 150 populasi. Kriteria responden yaitu keluarga yang tinggal bersama lansia, serta lansia tersebut berusia lebih dari 60 tahun. Setiap responden diberikan 20 pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi keluarga terhadap perubahan perilaku lansia yang mencakup aspek fisik, psikologis serta sosial. Hasil: Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keluarga memiliki persepsi yang baik terhadap penurunan kondisi fisik (66,7%), psikologis (50%) seta sosial (46,7%). Dari 30 responden didapatkan bahwa 76,7% atau 23 keluarga memiliki persepsi yang positif. Ini berarti keluarga mampu menerima semua perubahan perilaku lansia dan menganggap bahwa semua perubahan perilaku lansia merupakan hal yang wajar. Sedangkan 23,3% atau 7 keluarga memiliki persepsi yang negatif. Hal ini berarti bahwa keluarga menolak atau tidak menerima adanya perubahan perilaku lansia. Persepsi negatif ini dapat muncul oleh karena adanya beberapa faktor diantaranya; umur dari lansia, tingkat pendidikan dari responden serta hubungan lansia dengan responden. Kesimpulan dan rekomendasi: keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap perubahan perilaku lansia. Pemberian informasi kepada keluarga yang merawat lansia agar pengetahuan keluarga tentang lansia dapat bertambah.
Deskripsi Alternatif :

Latar belakang: proses menua merupakan hal yang pasti dialami oleh setiap individu. Memasuki masa lansia, lansia akan mengalami penurunan baik kondisi fisik psikologis maupun sosial. Penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial ini berpengaruh pula pada perubahan perilaku lansia, misalnya; adanya ketergantungan oleh karena kelemahan fisik, lebih egois, cerewet serta ingin selalu diperhatikan. Perubahan perilaku lansia ini cenderung membuat orang lain marah-marah dan jengkel terhadap lansia. Persepsi keluarga terhadap perubahan perilaku lansia adalah respon atau tanggapan keluarga terhadap perubahan perilaku lansia. Persepsi dibagi menjadi 2 yaitu persepsi positif dan negatif. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode diskriftif, pengambilan sampel dilakukan secara non random dengan teknik quota sampling. Responden yang diambil berjumlah 30 keluarga dari 150 populasi. Kriteria responden yaitu keluarga yang tinggal bersama lansia, serta lansia tersebut berusia lebih dari 60 tahun. Setiap responden diberikan 20 pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi keluarga terhadap perubahan perilaku lansia yang mencakup aspek fisik, psikologis serta sosial. Hasil: Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keluarga memiliki persepsi yang baik terhadap penurunan kondisi fisik (66,7%), psikologis (50%) seta sosial (46,7%). Dari 30 responden didapatkan bahwa 76,7% atau 23 keluarga memiliki persepsi yang positif. Ini berarti keluarga mampu menerima semua perubahan perilaku lansia dan menganggap bahwa semua perubahan perilaku lansia merupakan hal yang wajar. Sedangkan 23,3% atau 7 keluarga memiliki persepsi yang negatif. Hal ini berarti bahwa keluarga menolak atau tidak menerima adanya perubahan perilaku lansia. Persepsi negatif ini dapat muncul oleh karena adanya beberapa faktor diantaranya; umur dari lansia, tingkat pendidikan dari responden serta hubungan lansia dengan responden. Kesimpulan dan rekomendasi: keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap perubahan perilaku lansia. Pemberian informasi kepada keluarga yang merawat lansia agar pengetahuan keluarga tentang lansia dapat bertambah.
8. Monadic Satu Kesatuan Yang Baru .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar