Minggu, 05 Desember 2010

Asuhan Keperawatan pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah bagian integral pembangunan nasional yang bertujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan khususnya perawatan kesehatan masyarakat yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan suatu pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Effendy, 1998).
Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan kebutuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan professional. Untuk tercapainya tujuan suatu asuhan keperawatan professional diperlukan suatu pendekatan disebut proses keperawatan dan dokumentasi keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang penyampaian informasi penerapan suatu standar praktek dan pelaksanaan proses keperawatan (Nursalam, 2001).
Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon terhadap penyakit, proses keperawatan dipergunakan untuk membantu perawat melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode ini perawat dapat mendemonstrasi tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas praktek keperawatan dapat meningkat (Nursalam, 2001).
Praktek keperawatan yang profesional terus berubah dan beradaptasi terhadap prioritas kesehatan masyarakat yang berubah, konsumen asuhan keperawatan maternitas.
Wanita yang telah menekankan bahwa bagian dari kepuasan mereka pada asuhan di awal kehamilan adalah berkaitan dengan persepsi mereka bahwa profesional tenaga kesehatan mempercayai rasa sakit yang mereka derita, bukan mengabaikan ataupun menganggap mereka bertingkah berlebihan seperti halnya nyeri, mual merupakan gejala yang dikatakan oleh pasien (subjektif) dan jika gejala tersebut menyebabkan stres pada wanita, ia berhak diberi cara yang paling memungkinkan untuk mengatasi masalah tersebut. Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stres psikologi, dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologi (Tiran, 2008).
Mual dan muntah umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis, sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik bila melampaui sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum (Yeyeh, dkk, 2009).
Keadaan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis jauh lebih jarang terjadi dibandingkan mual dan muntah secara logis. Kelly (1996 : 306) memperkirakan bahwa hiperemesis gravidarum yang sangat patologis terjadi dalam 1 : 5 kehamilan, dan Walters (1999) menyatakan bahwa insidennya adalah antara tiga dan sepuluh per seribu kehamilan. Kuscu dan Koyunchu (2002) meyakini bahwa kisarannya adalah antara satu dan dua puluh per seribu kehamilan. Dalam studi power et al (2001) sekitar 2,4% wanita yang mengalami mual muntah memerlukan hospitalisasi untuk hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).
Prevalensi hiperemesis gravidarum di negara maju dalam study power et al (2001) melaporkan bahwa sekitar 2,4% wanita yang mengalami mual dan muntah memerlukan hospitalisasi untuj hiperemesis gravidarum. Sedangkan di Indonesia berdasarkan total kasus program Jamkesda tahun 2008 kasus hiperemesis gravidarum sebesar 1,13 % kasus, sedangkan di wilayah Puskesmas Cunda Muara Dua Lhok Seumawe (NAD) tahun 2008 prevalensi hiperemesis gravidarum berjumlah sebanyak 150 orang ( ______, 2009).
Menurut data yang penulis dapatkan di Medical Record Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan, jumlah ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum pada tahun 2009 terhitung sebanyak 22 orang. Pada tahun 2010 banyaknya pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum terhitung Januari sampai Maret 2010 sebanyak 4 orang yang di Ruang Rawat Inap Kebidanan.
Perawatan hiperemesis gravidarum sangat penting karena mual muntah pada kehamilan masih tetap mengancam baik pada ibu maupun pada janin. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melaksanakan study kasus di ruang kebidanan. Study kasus ini penulis laksanakan selama 3 (tiga) hari dengan menetapkan dan melaksanakan proses-proses keperawatan secara objektif dan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN”.
B. Batasan Penulisan
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan kasus di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Penulis memberikan asuhan keperawatan mulai 06 Juli 2010 sampai 08 Juli 2010 pada Ny. W, umur 33 tahun, alamat Panjupian, pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT).
Adapun diagnosa yang timbul pada pasien hiperemesis gravidarum menurut Doengoes (2001) adalah :
1. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih.
4. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi.
5. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu.
6. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal berhubungan dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/ psikologi yang normal.
Pada saat penulis melaksanakan praktek klinik keperawatan penulis mendapatkan 3 (tiga) masalah/diagnosa keperawatan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum, yaitu :
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit
3. Resiko tinggi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata serta menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
b. Menganalisa data pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
c. Merumuskan diagnosa pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.Yuliddin Away Tapaktuan.
d. Menyusun rencana keperawatan pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
e. Melaksanakan tindakan-tindakan keperawatan pada Ny.W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
f. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan pada Ny.W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny.W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
D. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode deskriptif, yaitu rancangan yang bertujuan menerangkan masalah keperawatan yang terjadi pada suatu penyakit yang berdasarkan distributif tempat, waktu, jenis kelamin dan lain-lain.
Metode penyusunan ini penulis lakukan melalui :
1. Study kepustakaan
Dilakukan sebagai bahan referensi untuk memperjelaskan gambaran teoritis hiperemesis gravidarum dengan cara penerapan asuhan keperawatan.
2. Study kasus
Penelitian langsung terhadap kasus untuk mengetahui suatu masalah secara nyata yang penulis laksanakan di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 06 Juli sampai 08 Juli 2010 dengan tekhnik pendekatan berupa :
a. Wawancara
Komunikasi secara langsung dengan pasien sehubungan dengan masalah yang timbul pada hiperemesis gravidarum.


b. Pemeriksaan fisik
Memeriksa keadaan fisik pasien sehubungan dengan masalah yang timbul pada hiperemesis gravidarum.
c. Observasi
Mengamati dan mengevaluasi secara langsung mengenai perkembangan status kesehatan pasien.
3. Study dokumentasi
Mempelajari status kesehatan pasien sebelum dan selama rawatan serta mencatat catatan medis sebagai data penunjang asuhan keperawatan.
4. Pemeriksaan penunjang
Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang keadaan kesehatan pasien ataupun pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan Hb, golongan darah dan urine
E. Sistematika Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini di susun secara sistematika yang terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan, berisikan Latar Belakang, Batasan Penulisan, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Landasan Teoritis, berisikan Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan.
BAB III : Landasan Kasus, berisikan Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan, Rencana Asuhan Keperawatan, Implementasi dan Evaluasi.

BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup, berisikan Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2006).
Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah terus menerus, makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2010).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dan merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan (Tiran, 2008).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007).

2. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2007), penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inasisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang sering dikemukan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Faktor organik
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c. Faktor alergi
Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.

d. Faktor psikologik
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
3. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat yang biasa terjadi pada trimester I bila perasaan mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida dan aseton darah.
Mual menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen kejaringan berkurang pula.
Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 2000).

4. Manifestasi Klinis
Menurut Wiknjosastro (2007), batas jelas manifestasi klinis antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan:
a. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
b. Tingkatan II
Penderita tampak lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
c. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi total terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
5. Komplikasi
Menurut Mansjoer (2000) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah ensefalopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental serta payah hati dengan gejala timbulnya ikterus.
6. Pencegahan
Menurut Mansjoer (2000) prinsip pencegahan hiperemesis gravidarum adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis :
a. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.
b. Makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan makanan selingan seperti biskuit, roti kering dan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin.
c. Defekasi tidur.
7. Penatalaksanaan
Menurut Wikjosastro (2007) penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah :


a. Obat-obatan
Apabila dengan cara pencegahan keluhan dan gejala tidak mengurangi maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan seperti dramamin, avomin pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti disiklomin, hidrokhloride atau khlorpromasin.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik catat cairan yang keluar. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa sakit oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
d. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B complek dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
e. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).
Pada pengkajian, data yang perlu dikaji adalah identifikasi pasien, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, penanggung jawab, riwayat obstetri, dan riwayat kehamilan.
Yang perlu dikaji pada pasien dengan hiperemesis gravidarum menurut Doengoes (2001), yaitu :
a. Sirkulasi
Hipertensi
perdarahan
b. Integritas ego
Dapat mengekpresikan perasaan tidak adekuat.
c. Makanan/cairan
Penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi (penambahan yang lebih kecil dapat berakibat negatif bagi janin). Diabetes dependen-insulin pada ibu :
Adanya gangguan pola makan (misal : anoreksia nervosa, bulimia, atau obesitas).
d. Keamanan
Infeksi (misal : penyakit kelamin (PHS), penyakit inflamasi pelvis). Adanya gangguan kejang, derajat/metode kontrol. Pemajanan bermakna pada radiasi, kimia toksik, atau infeksi teratogen (misal : rubela, toksoplasmosis, sitomegalo virus, human immunodeficiency virus/AIDS dan PHS lain. infeksi pascanatal (misal : meningitis, ensefalitis), kekurangan stimulasi/nutrisi pascanatal). Presentasi bokong (khususnya pada anensefali).

e. Seksualitas
Riwayat pernah melakukan aborsi dua kali atau lebih pada trimester pertama, kematian janin, atau anak dengan abnormalitas kromosom. Trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat diidentifikasi. Penggunaan stimulan ovulasi seperti klomifen atau menotropins (pergonal).
f. Interaksi sosial
Pernikahan antar-keluarga (konsanguinitas). Rasa bersalah/menyalahkan diri sendiri dan/atau pasangan yang membawa gen detektif.
g. Penyuluhan/pembelajaran
Riwayat/keturunan keluarga yang positif diketahui ada penyimpangan genetik atau penyimpangan keturunan (misal : sel sabit, fibrosis kistik, hemofilia, phenilketonuria, cacat kraniospinal, malformasi ginjal, talasemia, korea huntington), penyimpangan pada keluarga (kanker, penyakit jantung, diabetes, alergi), abnormalitas kongenital (sindrom down, retardasi mental, kerusakan tubu neural) atau penyimpangan metabolik bawaan dari lahir (misal : penyakit urin sirup maple, penyakit tay-sachs). Latar belakang etnik pada resiko penyimpangan khusus (misal: black african, mediteranian, ashkenazin jewish). Penggunaan obat (alkohol, obat bebas, diresepkan atau obat jalanan, obat anti konvulsan).


2. Analisa Data
Analisa data adalah pemeriksaan dan mengkategorikan informasi untuk mendapatkan sebuah kesimpulan tentang kebutuhan pasien (Doengoes, 1999).
Ada 2 tipe data, yaitu :
a. Data subjektif, adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
b. Data objektif, adalah data yang didapat di observasi dan diukur.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (Hidayat, 2001).
Adapun prioritas diagnosa keperawatan menurut Doengoes (2001), adalah :
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih
d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi
e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu
f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal berhubungan dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/ psikologi normal.
4. Rencana/Perencanaan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah, dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).
Rencana tindakan yang diperlukan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum menurut Doengoes (2001) adalah :
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah :
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan besi.
No Intervensi Rasional
1.




2.





3.




4.




5.





6.




7.



8.

Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam.


Dapatkan riwayat kesehatan, catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun, lebih dari 35 tahun.



Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet.



Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen vitamin/zat besi setiap hari.

Timbang berat badan klien, pastikan berat badan pregravid biasanya.




Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah kesampingkan muntah pernisiosa (hiperemesis gravidarum).

Pantau kadar hemoglobin (Hb)



Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi (misal : pada ahli diet, pelayanan sosial). Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.

Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien lansia mungkin cenderung obesitas/diabetes gestasional.


Menentukan kebutuhan belajar khusus pada periode pranatal, laju basal metabolik meningkat 20%-25%.

Materi referensi yang dapat dipelajari dirumah, meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.

Ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatal dan/atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intra uterin.

Mual/muntah trimester I dapat berdampak negatif pada status nutrisi pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.

Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu.

Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi.

b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
Tujuan : ketidaknyamanan teratasi
Kriteria hasil : mengidentifikasi tindakan-tindakan yang memberikan kenyamanan.


No Intervensi Rasional
1.




2.




3.




4.






5.



6.





7. Catat adanya/derajat rasa tidak nyaman minor.



Evaluasi derajat ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal.



Anjurkan penggunaan bra penyokong tinjau perawatan puting



Kaji adanya hemoroid. Perhatikan keluhan-keluhan gatal, bengkak, perdarahan.




Instruksikan penggunaan kompres es, panas.


Mual/muntah : anjurkan meningkatkan asupan karbohidrat saat bangun tidur.



Tambahkan suplemen kalsium setiap hari bila asupan produk susu dikurangi Memberikan informasi untuk memilih informasi, petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyamanan dan nyeri.

Ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal dapat terjadi khususnya pada klien asing yang telah mengalami infibulasi.

Memberikan sokongan yang sesuai untuk jaringan payudara yang membesar, menguatkan jaringan areolar.

Penurunan mortilitas gastrointestinal, perubahan usus serta tekanan pada sistem pembuluh darah oleh pembesaran uterus memberi kecendrungan terjadinya hemoroid.

Menurunkan ketidaknyamanan dan bengkak, meningkatkan mortilitas G1.

Menurunkan kemungkinan gangguan gastrik yang dapat disebabkan oleh efek asam hidroklorid pada lambung yang kosong.

Membantu dalam memperbaiki keseimbangan kalsium/fostor dan menurunkan kram otot.


c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih.
Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil : mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan frekuensi dan keparahan mual/muntah.
No Intervensi Rasional
1.








2.




3.



4.



5. Tentukan frekuensi/beratnya mual/ muntah







Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain.



Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran tes urine, dan penurunan berat badan setiap hari.

Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan/ haluaran.

Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit. Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon gonadotropin korionik (HcG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan mortilitas gastrik memperberat mual muntah pada trimester I.

Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.

Membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol

Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.

Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.



d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi
Tujuan : kebutuhan energi terpenuhi, letih berkurang
Kriteria hasil : melaporkan adanya peningkatan energi.
No Intervensi Rasional
1.




2.




3.


Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.

Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari, 8 jam tidur malam.



Pantau kadar Hb, jelaskan peran zat besi dalam tubuh, anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari sesuai indikasi. Membantu menyusun prioritas yang realistik dan waktu untuk menguji komitmen.


Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.

Kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen.

e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu.
Tujuan : nutrisi ibu dan janin terpenuhi
Kriteria hasil : memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan sendiri dan janin.
No Intervensi Rasional
1.







2.



3.



4.





5.






6.






7.



8.



Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu.






Diskusikan tingkat aktivitas normal dan latihan, anjurkan latihan secukupnya bukan latihan berat.

Tinjau ulang kebiasaan dua budaya diet klien.


Kaji terhadap kemungkinan resiko tinggi berkenaan dengan kelainan genetik.



Berikan informasi tentang hal yang dapat mengakibatkan terjadinya perkembangan abnormal seperti sinar-x, alkohol, nikotin, virus hidup yang dilemahkan, kelompok virus STORCH.

Diskusikan bentuk transmisi infeksi tertentu.





Anjurkan penghentian penggunaan tembakau.


Kaji perkembangan uterus melalui pemeriksaan internal.
Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan ibu, khususnya selama trimester I. Saat perkembangan sistem organ paling rentan terhadap cedera dari faktor lingkungan/keturunan.

Aliran darah ke uterus dapat menurun sampai 70% karena latihan keras.

Malnutrisi pada ibu dihubungkan dengan IUGR pada janin dan bayi berat badan lahir rendah.

Klien yang beresiko terhadap kelainan genetik tertentu dapat membutuhkan tes untuk menentukan apakah janin terpengaruh.

Membantu klien membuat keputusan/pilihan tentang perilaku/ lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.



Di Amerika Serikat, toxoplasma gondii paling sering di transmisikan pada feses kucing, budaya lain melalui makanan mentah atau daging tidak dimasak dengan tepat.

Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta. Scor apgar rendah pada kelahiran.

Memberikan informasi tentang gestasi janin, mengidentifikasi kehamilan multipel.



f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan berhubungan dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/psikologi yang normal.
Tujuan : mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologi, kebutuhan-kebutuhan individu
Kriteria hasil : menjelaskan perubahan fisiologi/psikologi normal berkaitan dengan kehamilan trimester pertama.
No Intervensi Rasional
1.






2.





3.






4.






5.



6.





7. Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.





Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan perubahan fisiologi/psikologi yang normal pada kehamilan.

Identifikasi siapa yang membuat dukungan/instruksi dalam kebudayaan klien.




Berikan hubungan antisipasi, meliputi diskusi tentang nutrisi, latihan, tindakan yang nyaman, istirahat, pekerjaan, perawatan payudara, aktivitas seksual, dan kebiasaan/gaya hidup sehat.

Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi.

Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeri abdomen akut, sakit kepala dan tekanan pelvis.


Identifikasikan hal yang membahayakan pada janin. Peran penyuluh/konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meninngkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan.


Memberi informasi untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan membuat rencana perawatan.


Membantu menjamin kualitas/kontinuitas asuhan karena orang pendukung mungkin lebih berhasil daripada dokter/perawat/ bidan dalam memberikan informasi.

Informasi mendorong penerimaan tanggung jawab dan meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan diri.



Memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk membuat pilihan.

Membantu klien membedakan yang normal dan abnormal sehingga membantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada waktu yang tepat.

Janin paling rentan dalam trimester I selama periode kritis perkembangan organ.

5. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (iyer et al, 1996 dalam buku Nursalam, 2001).
Tahap pelaksanaan dimulai setelah perencanaan disusun dan ditujukan pada masing-masing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dan pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah diterapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2001).
Menurut Nursalam (2001), tindakan keperawatan meliputi tindakan independen, dependen dan interdependen.
a. Independen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
b. Dependen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat atas petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
c. Interdependen yaitu tindakan keperawatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Hidayat, 2001).
Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan, pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan telah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi telah sesuai diagnosa yang perlu di evaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapan.
Tujuan dan intervensi di evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif (Nursalam, 2001).
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Nama Klien : Ny. W
Umur : 33 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku Bangsa : Aceh
Alamat : Panjupian
Nama Suami : Tn. U
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Panjupian
I. Persepsi Dan Harapan Klien Sehubungan Dengan Kehamilan
1. Mengapa ibu datang kerumah sakit ?
- Pasien mengatakan dia datang kerumah sakit karena mengalami mual muntah.
2. Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari ?
- Pasien mengatakan tidak bisa beristirahat dan tidak ada nafsu makan karena kehamilannya mengakibatkan mual muntah sehingga pasien merasa lemas dan mengantuk.
3. Harapan apa yang ibu inginkan selama masa kehamilan ?
- Pasien berharap agar cepat sembuh, kehamilannya baik-baik saja dan dapat melahirkan dengan normal.
4. Ibu tinggal dengan siapa ?
- Pasien mengatakan tinggal dengan suaminya dan 2 orang anaknya.
5. Siapa yang terpenting bagi ibu ?
- Pasien mengatakan orang yang terpenting baginya adalah suami dan kedua anaknya.
6. Dengan masuknya ibu kerumah sakit, dampak apa yang terjadi dalam keluarga ?
- Pasien mengatakan dampak yang terjadi dalam keluarganya adalah merasa cemas akan terjadi sesuatu pada dirinya dan pada kandungannya.

7. Apakah orang terdekat ibu mau menemani untuk datang kerumah sakit ?
- Pasien mengatakan suami dan anaknya selalu menemaninya dirumah sakit.
8. Rencana melahirkan dimana ?
- Pasien mengatakan berencana melahirkan di rumah.
9. Apakah ibu merencanakan untuk menyusui bayinya ?
- Pasien mengatakan akan menyusui bayinya jika bayinya sudah lahir.
10. Apakah ibu sudah di imunisasi ?
- Pasien mengatakan sudah diimunisasi.
Kapan ? + 3 minggu yang lalu.
Apa jenisnya ? TT (Tetanus).

II. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan keluarga ?
- Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarganya.
2. Penyakit terdahulu yang mempengaruhi kehamilan ?
- Pasien mengatakan penyakit terdahulu yang mempengaruhi kehamilannya adalah mual muntah tetapi tidak sampai dirawat dirumah sakit.
3. Penyakit yang sedang dialami klien ?
- Pasien mengalami mual muntah dalam kehamilan, kepala pusing, lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas.
4. Riwayat haid
- Pasien mengatakan haidnya lancar.
HPHT Tanggal : 03 Maret 2010
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2x ganti duk dalam sehari
Masalah : Tidak ada masalah
5. Riwayat kontrasepsi
Tipe : KB suntik
Tujuan : untuk mencegah kehamilan
Kapan menggunakannya : 3 bulan sekali
Kapan berhenti : + 2 tahun yang lalu
Alasan berhenti : ingin mempunyai anak
Masalah : tidak ada masalah
Rencana KB yang akan- : Pasien mengatakan rencana KB yang akan
digunakan digunakannya adalah KB suntik.
6. Riwayat kehamilan terdahulu
No Gangguan kehamilan Proses persalinan Lama persalinan Tempat bersalin Masalah persalinan Masalah bayi
1.


2. Mual muntah


Tidak ada SC


Normal + 1 jam


+ 30 menit Ruang operasi

Dirumah Tidak ada


Tidak ada Tidak ada


Tidak ada




7. Riwayat pengobatan
a. Obat-obatan yang digunakan
No Nama obat Dosis Fungsi
1.

2.
3. IVFD RL : Glukosa 5%

Injeksi tomit
Ranitidin 30 tts/i

1 amp/8 jam
1 amp/8 jam Keseimbangan cairan dan elektrolit
Mengurangi mual muntah
Menetralkan asam lambung

b. Tujuan pengobatan
- Untuk menghilangkan rasa sakit serta mual muntah.
c. Cara pemberian
- Dengan cara injeksi bolus
8. Masalah yang dirasakan klien/keluhan
(√) nausea (√) vomitus
( ) gangguan kencing (√) sakit hulu hati
( ) perdarahan + 250 cc ( ) kram pada kaki
(√) pusing ( ) nyeri pada perut
(√) lelah ( ) konstipasi
( ) sakit pinggang
9. Pemeriksaan laboratorium
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
1.

2.
3.
4.

5. Hemoglobin

Leukosit
Eritrosit
Hematokrit

Trombosit 09,0

8,900
3.750.000
31,5

240.000 g/dl

/mm3
/mm3
%

/mm3
♂ = 12,0-16,0
♀ = 11,0-13,0
5.000-10.000
-
♂ = 40-48
♀ = 38-49
150.000-400.000
III. Kebutuhan Dasar Khusus
1. Kenyamanan, istirahat tidur
a. Ketidaknyamanan
- Pasien mengatakan selama kehamilan merasa tidak nyaman karena mengalami mual muntah.
b. Istirahat tidur
- Pasien mengatakan sering terbangun dimalam hari dan tidak bisa tidur siang karena sering mengalami mual muntah.
c. Hygiene prenatal
- Pasien mengatakan mandi 2x sehari dengan memakai sabun dan menyikat gigi pada saat mandi.
2. Cairan
- Pasien mengatakan jumlah cairan yang diminum kadang-kadang keluar lagi karena mual muntah yang dialami.
3. Nutrisi
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan semua makanan yang dimakan keluar kembali karena muntah.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Lemah
1. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
RR : 20 x/i
Puls : 80 x/i
Temp : 370 c
2. Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 158 cm
3. Kulit
Warna : kuning langsat
Turgor : baik
Perlukaan : tidak ada perlukaan
4. Kepala
Rambut : hitam, penyebaran rata
Kulit kepala : bersih
5. Wajah
a. Mata
Konjungtiva : anemis
Sklera : tidak ada ikterik
Sekret : tidak ada
Lain-lain : mata tidak cekung
b. Hidung
Keadaan : bersih, simetris kiri kanan
Pengeluaran : tidak ada secret
c. Mulut
Keadaan : lembab
Bibir : simetris atas dan bawah
Rongga mulut : bersih
Gigi : lengkap dan bersih
d. Telinga
Keadaan : bersih, simetris kiri dan kanan
Pengeluaran : tidak ada
6. Leher
Pembesaran getah bening : tidak ada
Pembesaran kelenjar gondok : tidak ada
7. Abdomen
a. Pembesaran : terdapat pembesaran
b. Bentuk perut : membesar
c. Perlukaan : tidak ada
d. Jaringan parut : tidak terdapat jaringan parut
8. Ekstremitas
Ukuran kaki : simetris kiri dan kanan
Warna kuku : pink
Oedema : tidak ada
Varises di kaki : tidak ada
Refleks tungkai bawah : baik


B. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS :
- Pasien mengatakan takut kehilangan bayinya

DO :
- Pasien tampak cemas
- Pasien tampak gelisah
- Pasien menangis jika mual muntah
Faktor hormonal
Faktor fisiologi


Masalah psikologi karena penyakit pasien




Distress emosional



Perasaan bersalah, ketidak- nyamanan dan perasaan takut


Takut kehilangan bayinya, cemas, menangis, kurang istirahat


Ansietas Ansietas
2. DS :
- Pasien mengatakan tidak bisa istirahat dan tidur

DO :
- Pasien tampak mengantuk
- Pasien hanya tidur 5 jam dalam sehari
- Pasien tampak sulit berkonsentrasi Faktor hormonal
Faktor fisiologi


Masalah psikologi karena penyakit pasien


Distres emosional


Gangguan istirahat tidur karena mual muntah yang berlebih
Gangguan pola istirahat tidur
3. DS :
- Pasien mengatakan mengalami mual muntah.
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan.


DO :
- Keadaan umum lemah
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak muntah jika makan
- Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makanan yang disediakan
- Konjungtiva anemis
- Hb : 09,0 gr/dl
- BB : 60 kg
- TB : 158 cm Faktor hormonal
Faktor fisiologi


Peningkatan kadar HCG


Korpus luteum terus mem-produksi estrogen-progesteron


Terjadi perubahan pada saluran gastrointestinal


Mual muntah, pucat, anoreksia, konjungtiva anemis


Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh











C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan takut kehilangan bayinya, pasien tampak cemas, pasien tampak gelisah, pasien menangis jika mual muntah, pasien tampak kurang istirahat.
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan pasien mengatakan tidak bisa tidur, pasien tampak mengantuk, Hb : 09,0, pasien hanya tidur 5 jam dalam sehari.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah ditandai dengan pasien mengatakan mengalami mual muntah, pasien tampak pucat, pasien tampak muntah jika makan, hanya menghabiskan ¼ porsi makanan yang disediakan, konjungtiva anemis, Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis.






D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Rencana Asuhan Keperawatan Rasional
Tujuan/Kriteria hasil Intervensi
1. 06/07/2010 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan
DS :
Pasien mengatakan takut kehilangan bayinya

DO :
- Pasien tampak cemas dan pusing
- Pasien tampak gelisah
- Pasien menangis jika mual muntah
- Pasien tampak kurang istirahat
Tujuan : Cemas pasien dapat teratasi

Kriteria Hasil :
- Pasien mengatakan bayinya akan baik-baik saja
- Pasien tampak rileks
- Mual muntah hilang dan pasien tidak menangis lagi
- Pasien istirahat dengan tenang 1. Awasi respon fisiologi



2. Catat petunjuk perilaku pasien dalam mengekpresikan cemas
3. Berikan lingkungan tenang untuk istirahat

4. Berikan informasi yang akurat dan jawab dengan jujur
5. Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien


6. Jelaskan prosedur dan arti gejala-gejala hiperemesis gravidarum 1. Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien dan berhubungan dengan kondisi fisik
2. Indikator derajat takut yang dialami pasien dan koping individu dalam mengatasi cemas
3. Meningkatkan relaksasi dan meningkatkan keterampilan koping
4. Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan atas pengetahuannya
5. Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri
6. Pengetahuan dapat membantu menurunkan rasa takut dan meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi
2. 06/07/2010 Gangguan pola istirahat tidur b/d proses penyakit d/d
DS :
- Pasien mengatakan tidak bisa istirahat tidur

DO :
- Pasien tampak mengantuk
- Hb : 09,0 mg/dl
- Pasien hanya tidur 5 jam dalam sehari Tujuan : Pola istirahat tidur terpenuhi

Kriteria Hasil :
- Istirahat tidur terpenuhi
- Hb normal
- Pasien tidur dengan cukup
1. Tentukan siklus tidur bangun yang normal
2. Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari dan 8 jam setiap tidur

3. Pantau kadar Hb


4. Rencanakan periode istirahat adekuat

5. Pantau tanda vital setelah melakukan aktivitas 1. Membantu menyusun perioritas yang realistik
2. Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/ janin
3. Kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar
4. Mencegah kelelahan berlebihan dan menyimpan energi untuk penyembuhan
5. Kolapsnya sirkulasi dapat terjadi sebagai akibat dari stres aktivitas jika curah jantung berkurang.
3. 06/07/2010 Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah ditandai dengan
DS :
- Pasien mengatakan mengalami mual muntah

DO :
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak muntah jika makan
- Hanya menghabiskan ¼ porsi makanan yang disediakan
- Konjungtiva anemis
- Hb : 09,0 gr/dl Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

Kriteria Hasil :
- Mual muntah berkurang/hilang
- Pasien tampak segar
- Pasien menghabiskan semua makanan yang disediakan 1. Timbang berat badan pasien dan pantau TTV


2. Berikan makanan sedikit tapi sering dan makanan kecil tambahan yang tepat
3. Pantau kadar Hb



4. Pertahankan masukan cairan
5. Konsultasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet
6. Berikan terapy mual muntah sesuai indikasi 1. Ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatal di masa kehamilan dapat meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intra uterin
2. Mual muntah dapat terjadi bila pemberian makan terlalu banyak

3. Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu
4. Membantu dalam menentukan pengeluaran yang seimbang
5. Bermanfaat dalam pemberian diet yang tepat.

6. Agar mual muntah dapat teratasi






D. Catatan Perkembangan
Nama Pasien : Ny. W
Umur : 33 Tahun
Diagnosa Medis : Hiperemesis Gravidarum

Hari/ Tanggal Jam No
Dx Implementasi Evaluasi
Selasa,
06 Juli 2010 08.15 1 1. Mengawasi respon fisiologi
- Pasien kelihatan cemas pasien gelisah dan takut akan terjadi sesuatu pada bayinya
2. Mencatat petunjuk perilaku pasien dalam mengekpresikan cemas

- Pasien mengekpresikan cemas dengan cara menangis

3. Menjelaskan penyebab dan arti gejala-gejala dari hiperemesis gravidarum
- Misalnya menjelaskan bahwa mual dan kadang-kadang muntah dapat terjadi pada kehamilan dan akan hilang setelah kehamilan berusia 4 bulan Tanggal 06-07-2010
Pukul 13.00 wib
S : Pasien mengatakan takut kehilangan bayinya

O : - Pasien tampak cemas
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak kurang
istirahat
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Berikan lingkungan tenang untuk istirahat
2. Pantau respon fisiologi
3. Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien
4. Berikan informasi yang akurat dan jawab dengan jujur
Selasa,
06 Juli 2010 10.15






10.30






09.30


13.00




12.00 2 1. Menentukan siklus tidur yang normal
- Pasien diberitahukan yang baik untuk tidur yaitu : 8 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang hari

2. Menganjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari dan 8 jam setiap tidur
- Pasien tidak tidur siang dan tidur malam hanya 5 jam

3. Memantau kadar Hb
- Hb : 09,0 g/dl

4. Merencanakan periode istirahat adekuat
- Pasien dianjurkan untuk istirahat selama dirumah sakit.
5. Memantau tanda-tanda vital
- TD : 100/70 mmHg
- RR : 20 x/i
- Puls : 80 x/i
- Temp : 370 c
Tanggal 06-07-2010
Pukul 14.00 wib
S : Pasien mengatakan tidak bisa istirahat tidur

O : - Pasien tampak mengantuk
- Hb : 09,0 g/dl
- Pasien hanya tidur 5 jam dalam sehari

A : Masalah pola istirahat tidur belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Menganjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari dan 8 jam setiap tidur malam
2. Memantau tanda-tanda vital



Selasa,
06 Juli 2010 08.00


09.10




09.30


09.35



12.20





13.00

3 1. Menimbang BB pasien
- BB : 60 kg

2. Mempertahankan masukan cairan
- Memasang infus RL 30 tts/menit + drip neorobion

3. Memantau kadar Hb
- Hb : 09,0 g/dl

4. Konsultasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet
- Diet MII

5. Memberikan makanan sedikit tapi sering
- Pasien makan diet MII dan menghabiskan ¼ porsi yang disediakan

6. Memberi injeksi bolus sesuai indikasi
- Tomit 1 amp/8 jam
- Ranitidine 1 amp/ 8 jam Tanggal 06-07-2010
Pukul 14.30 wib
S : Pasien mengatakan mengalami mual muntah

O : - K/U : lemah
- Pasien tampak muntah jika makan
- Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi yang disediakan
- Hb : 09,0 g/dl
- Conjungtiva anemis

A : Masalah resiko tinggi nutrisi belum terjadi.
P : Intervensi dilanjutkan
1. Mempertahankan masukan cairan
2. Memantau kadar Hb
3. Memberikan makanan sedikit tapi sering
4. Memberi teraphy
5. Menimbang BB
Rabu,
07 Juli 2010 08.15




08.25




08.40 1 1. Memantau respon fisiologi
- Cemas pasien berkurang dan yakin bayinya akan selamat

2. Mendorong orang terdekat untuk tinggal dengan pasien
- Pasien ditemani oleh suami dan anaknya

3. Memberikan informasi yang akurat dan jawab dengan jujur
- Misalnya menjelaskan kapan terjadi mual muntah, yaitu gejala mual muntah kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama 10 minggu
- Memberi kesempatan pada klien untuk mendapatkan informasi Tanggal 07 Juli 2010
Pukul 13.00 wib
S : Pasien mengatakan setelah mendapat informasi yang akurat rasa takut dan cemasnya berkurang

O : - Pasien tampak tenang
- Pasien tampak rileks
- Pasien istirahat dengan tenang

A : Masalah ansietas teratasi
P : Intervensi dihentikan

Rabu,
07 Juli 2010 11.00 2 1. Menganjurkan pasien tidur siang 1-2 jam setiap hari dan 8 jam setiap tidur malam.
- Pasien tidur siang 1 jam dan tidur malam 6 jam

2. Memantau tanda-tanda vital
- TD : 110/78 mmHg
- RR : 20 tts/i
- Puls : 80 i
- Temp : 370 c Tanggal 07-07-2010
Pukul 14.00 wib
S : - Pasien mengatakan istirahatnya sudah bisa dan malam tidur dengan nyenyak

O : - Pasien tampak segar
- Hb : 11,0 g/dl
- Pasien tidur malam 6 jam
- TTV
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/i
Puls : 80 x/i
Temp : 370 c


A : Masalah pola istirahat tidur teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Menganjurkan pasien tidur siang 1-2 jam setiap hari dan 8 jam pada malam hari
2. Memantau tanda-tanda vital
Rabu,
07 Juli 2010 08.00


09.20


10.10





12.15






13.00 3 1. Menimbang BB pasien
- BB : 60 kg

2. Memantau kadar Hb
- HB : 11,0 g/dll

3. Mempertahankan masukan cairan
- Mengganti IVFD Dex 5% 30 tts/menit + drip neurobion

4. Memberikan makanan sedikit tapi sering
- Diet MII pasien menghabiskan ½ porsi dari makanan yang disediakan

5. Memberikan terapy injeksi bolus
- Tomit 1 amp/8 jam
- Ranitidine 1 amp/8 jam Tanggal 07-07-2010
Pukul 14.30 wib
S : Pasien mengatakan mual muntahnya sedikit berkurang

O : - K/U : lemah
- Pasien tampak pucat
- Hb : 11,0 g/dl
- Mual muntah berkurang
- Pasien menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan

A : Masalah resiko tinggi nutrisi belum terjadi.
P : Intervensi dilanjutkan
1. Memberikan diet pada pasien
2. Mempertahankan masukan cairan
3. Menimbang BB pasien
4. Memberikan terapy
Kamis,
08 Juli 2010 10.00





12.00





13.15



13.30 1 1. Menganjurkan pasien tidur siang 1-2 jam setiap hari dan 8 jam pada malam hari
- Pasien tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam

2. Memantau tanda-tanda vital
- TD : 100/80 mmHg
- RR : 20 x/i
- Puls : 84 x/i
- Temp : 36,80 c

3. Mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan jujur

4. Memberikan lingkungan tenang untuk istirahat
Tanggal 08-07-2010
Pukul 13.00 wib
S : - Pasien mengatakan tidurnya nyenyak
- Pasien mengatakan istirahat tidurnya terpenuhi

O : - Istirahat tidur pasien terpenuhi
- Hb : 11,0 g/dl
- Pasien tampak segar

A : Masalah pola istirahat tidur teratasi
P : Intervensi dihentikan
- Pasien ACC pulang
Kamis,
08 Juli 2010 08.00


08.50





12.15




13.00




13.15 1 1. Menimbang BB pasien
- BB : 60 kg

2. Mempertahankan masukan cairan
- Mengganti infus RL 20 tts/i + drip neurobion


3. Memberikan diet pada
- Diet MB, pasien menghabiskan semua makanannya

4. Memberikan terapy injeksi bolus
- Tomit 1 amp/8 jam
- Ranitidine 1 amp/8 jam

5. Mengaff infus Tanggal 08-07-2010
Pukul 14.00 wib
S : Pasien mengatakan mual muntahnya tidak ada lagi

O : - Pasien tampak segar
- Pasien menghabiskan semua makanan yang disediakan
- Hb : 11,0 g/dl

A : Masalah nutrisi tidak terjadi
P : Intervensi dihentikan
- Pasien ACC pulang


BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas lebih rinci tentang pembahasan pada bab II dan bab III mengenai kesenjangan pada persamaan Asuhan Keperawatan yang penulis laksanakan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Mulai tanggal 06 Juli 2010 sampai 08 Juli 2010 penulis sesuaikan dengan tahap-tahap proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).
Adapun pengkajian kasus pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum didapatkan data pada pengkajian sirkulasi : didapatkan data TD : 100/70 mmHg, pada integritas ego : didapatkan data kecemasan dan ketakutan, pada makanan/ cairan : didapatkan data adanya gangguan pada makan dan mual muntah pada keamanan : didapatkan data adanya kekurangan nutrisi pascanatal dan temp 370c., pada seksulitas : tidak terdapat adanya gangguan, pada interaksi sosial : didapatkan data adanya rasa bersalah. Pada penyuluhan/pembelajaran : didapatkan data ketidaktahuan tentang penyakit.
Sedangkan pada landasan teoritis pada pasien hiperemesis gravidarum, data pada sirkulasi : didapatkan adanya hipertensi dan perdarahan, pada integritas ego : dapat mengekpresikan perasaan tidak adekuat, pada makanan/cairan : didapatkan penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi dan adanya gangguan pola makan, pada keamanan : adanya infeksi, adanya gangguan kejang dan kekurangan stimulasi/nutrisi pascanatal, pada seksualitas : didapatkan adanya aborsi, kematian janin dan abnormalitas kromosom, pada interaksi sosial : adanya pernikahan antar keluarga dan rasa bersalah, pada penyuluhan/pembelajaran : didapatkan data adanya penyimpangan genetik, latar belakang etnik pada resiko penyimpangan khusus dan penggunaan obat (Doengoes, 2001).
Dari uraian pengkajian didapatkan persamaan data pada pengkajian intehritas ego : dapat mengekpresikan perasaan kecemasan dan ketakutan, pada makanan : didapatkan adanya kekurangan nutrisi pascanatal, temp 370c, pada interaksi sosial : didapatkan data adanya rasa bersalah sedangkan kesenjangan yang penulis dapatkan pada sirkulasi : dimana di tinjauan teoritis didapatkan adanya hipertensi dan perdarahan, sedangkan pada pengkajian sirkulasi TD : 100/70 mmHg, pada seksualitas : di tinjauan teoritis didapatkan adanya aborsi. Kematian janin dan abnormalitas kromosom sedangkan pada pengkajian tidak terdapat adanya gangguan, pada penyuluhan/pembelajaran didapatkan data adanya penyimpangan genetik, latar belakang etnik pada resiko penyimpangan khusus pada penggunaan obat sedangkan di pengkajian didapatkan data ketidaktahuan penyakit.
Dari pengkajian yang penulis lakukan tidak semua yang terdapat pada landasan teoritis terdapat juga dilandasan kasus karena penulis menyesuaikan dengan prioritas masalah yang dijumpai pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (Hidayat, 2001).
Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus pada pasien hiperemesis gravidarum adalah :
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan takut kehilangan bayinya, pasien tampak cemas, pasien tampak gelisah, pasien menangis jika mual muntah, pasien tampak kurang istirahat.
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan pasien mengatakan tidak bisa istirahat tidur, pasien tampak mengantuk, Hb : 09,0 gr/dl, pasien hanya tidur 5 jam dalam sehari.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah ditandai dengan pasien mengatakan mengalami mual muntah, K/U lemah, pasien tampak muntah jika makan, pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makanan yang disediakan, Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis.
Sedangkan diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis yang timbul pada hiperemesis gravidarum menurut Doengoes (2001) adalah :
1. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih.
4. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi.
5. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan malnutrisi ibu.
6. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal berhubungan dengan perubahan fisiologi/psikologi yang normal.
Persamaan antara diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus adalah resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, hal ini disebabkan karena pasien mengalami mual muntah, K/U lemah, muntah jika makan, menghabiskan ¼ porsi makanan yang disediakan, Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis.
Sedangkan kesenjangan yang penulis dapatkan antara diagnosa keperawatan pada landasan teoritis dan tinjauan kasus adalah ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan disebabkan karena pasien takut kehilangan bayinya, pasien cemas, gelisah, menangis jika muntah, kurang istirahat, gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit, disebabkan karena pasien tidak bisa istirahat tidur, mengantuk, Hb : 09,0 gr/dl, tidur hanya 5 jam dalam sehari.
Diagnosa keperawatan yang penulis dapatkan pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus adalah diagnosa keperawatan ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal dan diagnosa keperawatan keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi. Kedua diagnosa keperawatan tersebut tidak penulis angkat disebabkan oleh penulis hanya membatasi 3 diagnosa keperawatan prioritas.
Masalah keperawatan yang penulis dapatkan pada tinjauan teoritis tetapi tidak penulis dapatkan pada tinjauan kasus adalah resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih tidak penulis temukan pada tinjauan kasus karena pada saat penulis melakukan pengkajian penulis mendapatkan bahwa mata pasien tidak cekung, turgor kulit baik yang menandakan bahwa resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi pada pasien. Pada diagnosa resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu tidak penulis temukan pada tinjauan kasus karena pada saat penulis melakukan pengkajian penulis mendapatkan bahwa tidak ada ditemukannya pada tinjauan kasus adanya tanda-tanda cedera janin pada ibu seperti abortus dan keadaan janin terlihat baik. Pada diagnosa kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal berhubungan dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/psikologi yang normal tidak penulis temukan karena pada saat penulis melakukan pengkajian penulis mendapatkan bahwa pasien mampu mengungkapkan permasalahan yang terjadi pada dirinya dan adanya perubahan pada dirinya.
C. Perencanaan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah, dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).
Setelah penulis menemukan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus, maka penulis menemukan rencana asuhan keperawatan sesuai prioritas masalah yang dialami pasien.
Pada diagnosa resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah yang bertujuan agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dengan kriteria hasil mual muntah berkurang/hilang, pasien tampak segar, menghabiskan semua makanan yang disediakan, konjungtiva tidak anemis, Hb kembali normal. Rencana tindakan keperawatan adalah timbang berat badan pasien dan pantau tanda-tanda vital, untuk memantau ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatl dimasa kehamilan. Berikan makanan sedikt tapi sering dan makanan kecil tambahan yang tepat, bertujuan untuk mengurangi mual muntah. Pantau kadar Hb, untuk mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Pertahankan masukan cairan, bertujuan untuk membantu dalam menentukan pengeluaran yang seimbang. Konsultasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet, bermanfaat dalam pemberian diet yang tepat. Beri terapi mual muntah sesuai indikasi, agar mual muntah dapat teratasi.
Pada diagnosa keperawatan yang kedua ansietas berhubungan dengan status kesehatan yang bertujuan agar cemas pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil pasien mengatakan bayinya dapat baik-baik saja, tampak rileks, mual muntah hilang, pasien tidak menangis lagi, pasien istirahat dengan tenang. Rencana asuhan keperawatan adalah awasi respon fisiologi, dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami. Catat petunjuk perilaku pasien dalam mengekpresikan cemas, untuk mengetahui derajat takut yang dialami pasien. Berikan lingkungan tenang dan keterampilan koping. Berikan informasi yang akurat dan jawab dengan jujur, bertujuan untuk membuat keputusan yang didasarkan atas pengetahuan pasien. Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien, untuk membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri. Jelaskan prosedur dan arti gejala-gejala hiperemesis gravidarum, bertujuan untuk membantu menurunkan rasa takut dan meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi.
Pada diagnosa keperawatan yang ketiga gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit yang bertujuan agar pola istirahat tidur terpenuhi dengan kriteria hasil istirahat tidur pasien terpenuhi, Hb dalam batas normal, pasien tidur dengan cukup. Rencana asuhan keperawatan adalah tentukan siklus tidur bangun yang normal, untuk membantu menyusun prioritas yang realistik. Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari dan 8 jam setiap tidur macam, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin. Pantau kadar Hb, karena kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar. Rencanakan periode istirahat adekuat, bertujua untuk mencegah kelelahan berlebih. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari, bertujuan untuk memungkinkan berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan. Pantau tanda-tanda vital, untuk mencegah kolapsnya sirkulasi sebagai akibat dari stres.
D. Implementasi
Pelaksanaan/implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (iyer et al, 1996 dalam buku Hidayat, 2001).
Adapun implementasi yang diberikan adalah sebagai berikut :
Pada diagnosa keperawatan resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, penulis melakukan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan pada intervensi keperawatan. Diantaranya adalah menimbang berat badan pasien, BB ibu = 60 kg. Mempertahankan masukan cairan, memasang infus RL 30 tetes/menit + drip neurobion. Memantau kadar Hb, Hb = 09,0 gr/dl. Konsultasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet, diet yang diberikan MII. Memberikan makanan sedikit tapi sering. Pasien makan diet MII dan menghabiskan ¼ porsi yang disediakan. Melakukan kolaborasi dalam memberikan terapy, dengan injeksi bolus tomit 1 ampul/8 jam dan ranitidine 1 ampul/8 jam.
Pada diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, penulis melakukan tindakan keperawatan mengatasi respon fisiologi, mencatat petunjuk perilaku pasien dalam mengekpresikan cemas, menjelaskan penyebab dan arti gejala-gejala dari hiperemesis gravidarum, berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat, mendorong orang terdekat untuk tinggal dengan pasien, memberikan informasi yang akurat dan tanggung jawab dengan jujur.
Pada diagnosa keperawatan gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit, penulis melakukan tindakan keperawatan menentukan siklus tidur yang normal, yaitu menganjurkan pasien tidur 8 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang hari. Memantau kadar Hb, Hb : 09,0 gr/dl. Merencanakan periode istirahat adekuat, dengan menganjurkan pasien istirahat selama di rumah sakit, memantau tanda-tanda vital TD : 100/70 mmHg, RR : 20 tetes/i, Puls : 80x/i, Temp : 370c.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan terakhir akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Hidayat, 2001).
Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan maka langkah terakhir dari proses keperawatan adalah mengevaluasi sejauhmana tindakan-tindakan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Hal ini ditunjang oleh adanya kerjasama yang efektif antara tenaga kesehatan dan keluarga dalam fasilitas dan sarana kesehatan. Adanya keberhasilan tersebut dapat dilihat dari evaluasi yang telah dicapai antara lain hasil evaluasi masalah resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah teratasi, ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit juga teratasi dan selama 3 (tiga) hari perawatan tidak dijumpai masalah lain atau yang baru pada pasien, pasien acc pulang.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah terus menerus, makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari.
2. Pengkajian pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum dilakukan secara komprehensif dengan cara wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik dan study dokumentasi dengan mempelajari status-status pasien dan data lain seperti rekam medik.
3. Dari hasil pengkajian pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum didapatkan data pasien mengatakan mengalami mual muntah, muntah jika makan, menghabiskan ¼ porsi makanan yang disediakan, Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis, pasien mengatakan takut kehilangan bayinya, cemas, gelisah, menangis jika mual muntah, kurang istirahat, pasien mengatakan tidak bisa tidur, mengantuk, Hb : 09,0 gr/dl, tidur hanya 5 jam dalam sehari.
4. Diagnosa yang didapatkan pada Ny. W adalah resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, perubahan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit.
5. Tujuan intervensi resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit adalah agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, cemas dapat teratasi dan pola istirahat tidur terpenuhi.
6. Pelaksanaan yang telah diberikan pada NY. W dengan hiperemesis gravidarum dilakukjan secara dependent, independent dan kolaboratif, untuk mencapai hasil yang optimal.
7. Berdasarkan hasil evaluasi yang penulis lakukan selama pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum dapat dilihat keberhasilan seperti nutrisi pasien terpenuhi, tanda-tanda vital dalam batas normal, pasien kelihatan tenang, istirahat terpenuhi.
8. Semua tindakan keperawatan yang dilakukan, didokumentasikan pada status pasien.
B. Saran
1. Diharapkan kepada pasien dan keluarga setelah dilakukan tindakan keperawatan dan pendidikan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan lebih mengerti tentang hiperemesis gravidarum yang telah menyebabkan mual muntah.
2. Diharapkan kepada pembaca dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat meningkatkan minat baca sehingga dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang hiperemesis gravidarum.
3. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan pada institusi untuk dapat memberikan waktu semaksimal mungkin serta menambah referensi buku-buku terbaru yang memadai agar hasil yang diharapkan sesuai yang diharapkan.
4. Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien baik bio, psikososial dan spiritual tanpa membedakan derajat dan tingkat ekonominya.
DAFTAR PUSTAKA


Doengoes, Marilynn. E, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Doengoes, Marilynn. E, (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Effendy, Nasrul, (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul, (2001). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif, (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius.

Maimunah, Siti, (2005). Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta : EGC.

Nursalam, (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : EGC.

Nugroho, Taufan, (2001). Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika.

Tiran, Denise, (2008). Mual dan muntah kehamilan. Jakarta : EGC.

Varney, Helen, (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, Hanifa, (2007). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Yeyeh, Rukiyah Al, (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : TIM.

________, (2009), ebdosama.blogspoy.com. Dikutip tanggal 16 Juli 2010.

________, (2009), www.id.answer.yahoo.com. Dikutip tanggal 16 Juli 2010.

________, (2008), www.repository.usu.ac.id. Dikutip tanggal 4 Agustus 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar