Selasa, 30 November 2010

MEKANISME PERTAHANAN EGO

http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanisme_pertahanan_ego
Dalam aliran psikoanalisis dari Sigmund Freud, mekanisme pertahanan ego adalah strategi psikologis yang dilakukan seseorang, sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk berhadapan dengan kenyataan dan mempertahankan citra-diri. Orang yang sehat biasa menggunakan berbagai mekanisme pertahanan selama hidupnya. Mekanisme tersebut menjadi patologis bila penggunaannya secara terus menerus membuat seseorang berperilaku maladaptif sehingga kesehatan fisik dan/atau mental orang itu turut terpengaruhi. Kegunaan mekanisme pertahan ego adalah untuk melindungi pikiran/diri/ego dari kecemasan, sanksi sosial atau untuk menjadi tempat "mengungsi" dari situasi yang tidak sanggup untuk dihadapi.
Mekanisme pertahanan dilakukan oleh ego sebagai salah satu bagian dalam struktur kepribadian menurut psikoanalisis Freud selain id, dan super ego. Mekanisme tersebut diperlukan saat impuls-impuls dari id mengalami konflik satu sama lain, atau impuls itu mengalami konflik dengan nilai dan kepercayaan dalam super ego, atau bila ada ancaman dari luar yang dihadapi ego.
Faktor penyebab perlunya dilakukan mekanisme pertahanan adalah kecemasan. Bila kecemasan sudah membuat seseorang merasa sangat terganggu, maka ego perlu menerapkan mekanisme pertahanan untuk melindungi individu. Rasa bersalah dan malu sering menyertai perasaan cemas. Kecemasan dirasakan sebagai peningkatan ketegangan fisik dan mental. Perasaan demikian akan terdorong untuk bertindak defensif terhadap apa yang dianggap membahayakannya. Penggunaan mekanisme pertahanan dilakukan dengan membelokan impuls id ke dalam bentuk yang bisa diterima, atau dengan tanpa disadari menghambat impuls tersebut.
EGO IS Ego merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan sosial. Sistem kerjanya(http://www.psikologizone.com/teori-sigmund-freud)
DEFINISI(http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/mekanisme-pertahanan-ego-mpe.html)
Sekumpulan pola perasaan, pikiran atau perilaku yg bersifat involunter/ tidak disadari/ unconsious yg timbul akibat adanya bahaya psikik yg mengancam
TUJUAN
Penggunaannya adalah untuk melenyapkan konflik psikik / cemas/ distres yg mungkin timbul agar hilang dari kesadaran

Mekanisme ini tidak selalu diartikan sebagai suatu yg patologik, ok tidak jarang dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk hidup damai dengan dirinya sendiri
NEW FILEShttp://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cybermed|0|0|5|4474
Bagian Struktur Kepribadian

Ego sering diartikan sebagai aku. Ini merupakan konsep abstrak yang digunakan untuk menggambarkan salah satu bagian struktur kepribadian. Freud dengan teori psikoanalisanya menggambarkan bahwa struktur kepribadian terdiri dari id, ego, dan superego.

Id merupakan dorongan dasar yang bersifat biologis-instingtif, seperti dorongan untuk makan dan minum, agresif, motif-motif egois, dan terutama libido. Id bekerja dengan menganut prinsip kenikmatan.

Ego merupakan bagian kepribadian yang memiliki fungsi mengeksekusi (memenuhi atau menunda) pemenuhan dorongan yang berasal dari id dengan cara yang dapat diterima secara sosial. Ego memungkinkan seseorang bekerja untuk hidup, menjalin hubungan jangka panjang dengan orang lain, dan secara umum menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan.

Karena terus-menerus dihadapkan pada tegangan antara dorongan dari id dengan hambatan dari realitas, ego terus berkembang dan keterampilan berpikir menjadi lebih canggih.

Superego, berkaitan dengan suara hati, selalu "menyalahkan" dorongan dari id. Superego terbentuk melalui ajaran moral orang tua atau orang dewasa lainnya, dan memuat ego-ideal (nilai-nilai positif dan prinsip moral ideal individu).

Jadi, ego merupakan salah satu struktur kepribadian yang di dalamnya terdapat kemampuan berpikir dan bagian yang adaptif dari kepribadian.

Fungsi Ego

Dalam perkembangan psikoanalisa, dijelaskan bahwa ego memiliki tiga fungsi, yaitu otonom, mekanisme pertahanan, dan proses berpikir.

Fungsi otonom merupakan fungsi ego yang berdiri sendiri terlepas dari adanya konflik antara id dan superego. Secara umum ini mencakup: fungsi sensorimotoris (pengindraan dan respon-respon fisik), ekspresi emosi, persepsi, memori, belajar, kecerdasan, kemampuan kognitif, fungsi sintetis-integratif, dan bahasa.

Fungsi mekanisme pertahanan, yaitu mekanisme pertahanan mental dari ego ketika seseorang menghadapi konflik antara dorongan dari id dengan batasan dan desakan kenyataan. Mekanisme pertahanan bertempat di alam bawah sadar, mencakup bentuk pertahanan yang kurang sehat dan yang matang (adaptif).

Profesor psikiatri dari University of Loisville School of Medicine Kentucky, Mohammad Shafii, dalam buku Psikoanalisa dan Sufisme mengutip Meissner dkk, mengelompokkan mekanisme pertahanan diri menjadi empat, yang masing-masing mencakup beberapa bentuk mekanisme pertahanan:

1. Pertahanan Narsistik: proyeksi (distorsi persepsi), penolakan (menolak kenyataan yang tidak menyenangkan).

2. Pertahanan Kurang Matang: introyeksi-identifikasi (internalisasi karakteristik orang lain), regresi (kembali pada tahap perkembangan sebelumnya untuk menghindari kecemasan), acting-out (ekspresi bawah sadar tanpa kendali).

3. Pertahanan Neurotik: represi (melupakan ingatan, pengalaman, dan fantasi yang tidak diinginkan), rasionalisasi (mencari pembenaran sikap, perilaku, dan keyakinan), displacement (pemindahan perasaan, keinginan, perilaku dari seseorang kepada orang atau objek lain), intelektualisasi (proses pemikiran berlebih untuk mengontrol emosi/dorongan, bukan menerima), pembentukan reaksi (ekspresi emosi yang tidak diinginkan ke dalam perilaku yang berlawanan dengan emosi), isolasi (pemisahan perasaan dengan pikiran dan fantasi).

4. Pertahanan Matang: altruisme (mendapatkan kepuasan dengan melayani orang lain), antisipasi (menilai kenyataan dan membuat rencana), asketisme (meninggalkan kenikmatan duniawi dan mendapatkan kesenangan spiritual), humor, sublimasi (mengganti dorongan dari tujuan yang tak dapat diterima secara moral dan sosial pada tujuan yang lebih bernilai kemanusiaan dan sosial), supresi (usaha sadar atau prasadar untuk menunda perilaku atau dorongan yang menimbulkan konflik).
BARU LAGEEE(http://ebekunt.wordpress.com/2009/05/12/)
1. Struktur Kepribadian
Menurut Freud (Alwisol, 2005 : 17), kehidupan jiwa memiliki tga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur tersebut. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya (Awisol, 2005 : 17).
Freud berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu sistem yang terdiri dari 3 unsur, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich (dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan the Id, the Ego, dan the Super Ego), yang masing memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, dan perlengkapan sendiri.
a. Das Es
Das Es yang dalam bahasa Inggris disebut The Id adalah aspek kepribadian yang dimiliki individu sejak lahir. Jadi das Es merupakan factor pembawaan. Das Es merupakan aspek biologis dari kepribadian yang berupa dorongan-dorongan instintif yang fungsinya untuk mempertahankan konstansi atau keseimbangan. Misalnya rasa lapar dan haus muncul jika tubuh membutuhkan makanan dan minuman. Dengan munculnya rasa lapar dan haus individu berusaha mempertahankan keseimbangan hidupnya dengan berusaha memperoleh makanan dan minuman.
Menurut Freud, das Es berfungsi berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), munculnya dorongan-dorongan yang merupakan manifestasi das Es, adalah dalam rangka membawa individu ke dalam keadaan seimbang. Jika ini terpenuhi maka rasa puas atau senang akan diperoleh.
Perlengkapan yang dimiliki das Es menurut Freud berupa gerak-gerak refleks, yaitu gerakan yang terjadi secara spontan misalnya aktivitas bernafas untuk memperoleh oksigen dan kerdipan mata. Selain gerak refleks, das Es juga memiliki perlengkapan berupa proses primer, misalnya mengatasi lapar dengan membayangkan makanan.
b. Das Ich
Das Ich yang dalam bahasa Inggris disebut The Ego merupakan aspek kepribadian yang diperoleh sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut Freud, das Ich merupakan aspek psikologis dari kepribadian yang fungsinya mengarahkan individu pada realitas atas dasar prinsip realitas (reality principle). Misal ketika individu lapar secara realistis hanya dapat diatasi dengan makan. Dalam hal ini das Ich mempertimbangkan bagaimana cara memperoleh makanan. Dan jika kemudian terdapat makanan, apakah makanan tersebut layak untuk dimakan atau tidak. Dengan demikian das Ich dalam berfungsinya melibatkan proses kejiwaan yang tidak simple dan untuk itu Freud menyebut perlengkapan untuk berfungsinya das Ich dengan proses sekunder.
c. Das Ueber Ich
Das Ueber Ich atau the Super Ego adalah aspek sosiologis dari kepribadian, yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya normative. Menurut Freud das Ueber Ich terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai dari figur-figur yang berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu. Aspek kkepribadian ini memiliki fungsi :
1) sebagai pengendali das Es agar dorongan-dorongan das Es disalurkan dalam bentuk aktivitas yang dapoat diterima masyarakat;.
2) mengarahkan das Ich pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral;
3) mendorong individu kepada kesempurnaan.
Dalam menjalankan tugasnya das Ueber Ich dilengkapi dengan conscientia atau nurani dan ego ideal. Freud menyatakan bahwa conscentia berkembang melalui internalisasi dari peri-ngatan dan hukuman, sedangkan ego ideal berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.
Mekanisme pertahanan ego yang pertama kali diuraikan oleh Sigmund Freud adalah perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang menegangkan. Mekanisme ini digunakan oleh setiap orang dan membantu melindungi terhadap perasaan tidak berdaya dan ansietas. Kadang mekanisme pertahanan diri dapat menyimpang dan tidak lagi mampu untuk membantu seseorang dalam mengadaptasi stressor. Ada banyak mekanisme pertahanan ego. Mekanisme ini sering kali diaktifkan oleh stressor jangka pendek dan biasanya tidak mengakibatkan gangguan psikiatrik. http://lensaprofesi.blogspot.com/2008/11/stres-dan-adaptasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar