Selasa, 30 November 2010

MEKANISME PERTAHANAN EGO (EGO DEFENSE MECHANISM

Menurut Sigmund Freud, Mekanisme Pertahanan Ego (MPE) bersumber dari bawah sadar (unconscious) yang digunakan Ego untuk mengurangi konflik antara dunia internal seseorang dengan realitas eksternal. Fungsi pertama dan utama defense mechanism adalah untuk mempertahankan diri dalam menghadapi realitas eksternal yang penuh tantangan. Bila realitas eksternal menuntut terlalu banyak, melebihi kapasita s diri untuk mengatasinya, maka kepribadian akan mengaktifkandefense mechanism. Begitu pula sebaliknya, bila hasrat dan dorongan dari dalam diri terlalu kuat, dan bila dorongan itu akan mengancam keharmonisan relasi individu dengan realitas eksternal, makadefense mechanism akan diaktifkan untuk meredamnya.(1)
Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan ego untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya. MPE hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Dalam teori psikoanalitik yang dikemukakan Freud, istilah mekanisme pertahanan ego cenderung dikonotasikan negatif. Mekanisme ini dianggap maladapt if dan patologis. Namun, setelah berkembangnyaego
psychology, konsepsi mengenai MPE telah berubah. Menurut teori ini, ego defense
merupakan mekanisme psikis yang kita perlukan untuk adaptif dengan realitas eksternal. Bila individu menggunakandefense mechanism secara efektif dan sesuai dengan tahapan perkembangannya, maka dikatakan individu tersebut menggunakandefense mechanism yang matang. Bila individu menggunakan defense mechanism yang tidak efektif dan tidak sesuai dengan tahapan perkembangannya, dikatakan individu tersebut menggunakan
defense mechanismyang tidak matang, atau bahkan archaic(p ri m it if ).(1)

Seperti yang telah dikemukakan di atas,defense mechanism adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh Ego. Ego adalah salah satu dari tiga struktural kehidupan manusia yang dikemukakan Sigmund Freud dalam teori psikoanalitiknya . Dua komponen lainnya adalah Id dan Superego. Ketiga struktur ini memiliki fungsi dan tugas masing - masing.
Dalam teori itu dikemukaka n, Id adalah struktur kepribadian yang orisinil, bersifat impulsif dan paling primitif. Pada mulanya, yang ada adalah Id. Id terletak di ketidaksadaran, sehingga tidak bersentuhan langsung dengan realitas. Oleh karena itu, Id dikenal dengan istilahpleasure principal. Pleasure principal berprinsip pada kesenangan dan berusaha menghindari rasa sakit. Id -lah yang memunculkan berbagai hasrat dan dorongan dasar yang kemudian menggerakkan tingkah laku. Dua dorongan dasar yang utama adalah dorongan seksual dan dorongan agresi. Ada kesan bahwa Id berisi segala sesuatu yang buruk dalam diri manusia. Sesungguhnya tidak demikian. Dorongan dan hasrat dari Id, yakni seksualitas dan agresivitas menjadi baik atau buruk, tergantung dari pengarahan yang dilakukan. Struktur kepribadian yang bertugas mengarahkan berbagai dorongan Id agar tidak bertentangan dengan realitas eksternal adalah Ego.
Ego merupakan komponen kepribadian yang bertugas sebagai eksekutor. Sistem kerjanya memakai prinsipreal i sti c karena struktur keperibadian ini memang bersentuhan langsung dengan realitas eksternal . Ego mengatur interaksi dan transaksi antara dunia internal individu dengan realiitas eksternal. Untuk melaksanakan tugas itu. Ego memiliki tiga fungsi, yaitureality testing, identify dan defense mechanism. Reality testing adalah kemampuan utama Ego, yaitu untuk mempersepsi realitas. Kemudian Ego akan menyesuaikan diri sedemikian rupa agar dapat menguasai realitas tersebut.Identify adalah fondasi kepribadian. Identitas terbentuk sejak awal kehidupan, mengalami krisis di masa remaja, dan terus berkembang dalam perjalanan hidupnya. Pembentukan identitas terjadi melalui interaksi individu dengan orang - orang yang penting dalam kehidupannya.
Superego merupakan kekuatan moral dan etik dari kepribadian. Superego merupakan struktur kepribadian (bagian dari dunia internal) yang mewakili nilai - nilai realitas eksternal. Superego memakai prinsipidealistic (idealistic principle) , yakni mengejar hal- hal yang bersifat moralitas. Superego mendoro ng individu untuk mematuhi nilai - nilai yang berlaku di realitas eksternal. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik antara individu dengan realitas eksternal. Superego diibaratkan sebagai ³polisi internal´ yang mendorong kita untuk tidak melanggar nila i dan norma yang berlaku dalam realitas eksternal, dengan atau tanpa orang lain yang mengawasi.(1)
5
Klasifikasi Mekanisme Pertahanan Ego
Berdasarkan bukuDinamika Kepribadian (Arif, 2006), mekanisme pertahanan ego
dikelompokkan menjadi tiga(1), yakni:
a.Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Matang(Mature)
1. Sublimasi
Sublimasi adalah mekanisme yang mengubah atau mentrasformasikan dorongan - dorongan primitif, baik dorongan seksual dan agresi, menjadi dorongan yang sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di realitas eksternal.
Misalnya: dorongan seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan
karya seni; dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu tujuan.
2. Kompensasi
Kompensasi merupakan upaya untuk mengatasi suatu kekurangan dalam suatu
bidang dengan cara mengupayakan kelebihan di bidang lain.
Misalnya: seseorang yang tidak memiliki prestasi akademik yang baik memiliki
prestasi olahraga yang sangat baik.
3. Supresi
Supresi merupakan satu - satunya mekanisme pertahana n ego yang dilakukan secara sadar. Supresi merupakan upaya peredaman kembali suatu dorongan libidinal (dorongan Id) yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal. Peredaman dorongan ini dianggap telah melalui suatu pertimbangan rasional.
Contoh: salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarah dan dorongan agresinya. Namun, Anto meredam kembali dorongan untuk bertindak agresi secara impulsif karena akan mengakibatkan dampak yang serius pada relasi saya dengannya. Kemudian, Anto memilih un tuk mengungkapkan perasaan secara asertif di waktu yang lebih tepat.
4. Humor
Melalui humor, seseorang dapat mengubah penghayatan akan suatu peristiwa yang
tidak menyenangkan menjadi
menyenangkan. Humor juga dapat berfungsi
menyalurkan agresivitas tanpa be rsifat destruktif.
Misalnya: menertawakan diri sendiri ketika apa yang dikehendaki tidak tercapai.
skizofrenia, mekanisme pertahanan ego, gangguan kepribadian, gangguan proses berpikir
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
This is a private document.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar